Ada masa dimana kita mulai meraba tubuh kita dengan teliti
Menyentuhnya inci demi inci
Menggerayanginya begitu mendetail dan akhirnya menemukan sebuah celah
Menyentuhnya inci demi inci
Menggerayanginya begitu mendetail dan akhirnya menemukan sebuah celah
Celah yang terbentuk karena seseorang telah meraihnya dari diri kita
Seseorang itu kamu
Aku merindumu, sungguh!
Aku merindu pesan singkatmu yang selalu mampu membuatku tersenyum, tercegang, terkejut, dan pernah membuatku lompat-lompat tidak jelas saking kegirangannya, tahukah kamu?
Pesan singkat yang memberi sensasi tidak singkat dalam kehidupanku
Pesan singkat yang bekasnya tidak seperti ukiran gambar di pesisir pantai, sesaat terhapus oleh air laut yang datang bersua dengan kekasihnya
Pesan singkatmu bagai goresan pahatan yang terukir jelas membentuk sosok yang ingin dipahat oleh sang pengrajin, hasil pahatan yang begitu hidup
Aku merindu suaramu yang katamu suaramu begitu romatis, tapi yang ku tahu suaramu seperti menghembuskan napas kehidupan bagikua
Suara yang sesaat mampu membuat denyut jantungku berpacu dengan cepat
Suara yang mampu mempermainkan adrenalinku
Suara yang sesaat membuatku merasa hanya untukku kau bersuara
Suara yang membuatku seolah ingin tuli dari suara lain, hanya suaramu yang ingin ku dengar
Aku merindumu, sungguh!!
Aku merindu saat kita duduk bersama dan membahas sesuatu yang membuat kita saling menuangkan isi otak kita
Malam itu kenapa waktu selalu terasa begitu cepat
Saat itu kenapa malam begitu ringkas mendekap bulan dan bintang
Dini hari itu kenapa kesunyian dan keheningan malam begitu cemburu hingga membuatmu memutuskan untuk segera menyuruhku pulang padahal aku masih ingin bersamamu meski hanya beberapa menit lagi
Tidak! Aku bohong jika ingin beberapa menit lagi bersamamu
Ada masa dimana aku ingin melihat matahari terbit atau terbenang bersamamu
Aku merindu saat kita jalan bersama
Saat di mana saya betul-betul merasa tidak pantas berada di sampingmu, kau begitu 'mahal' bagiku
Aku merindumu, sungguh!!!