Apa itu firasat?
Apa gunanya memiliki firasat saat kita tak mampu mencegah sesuatu?
Terkadang satu-satunya pilihan terbaik adalah menerima
(Percakapan Senja dan Ibunya)
***
Pada akhirnya Senja pun memutuskan bergabung dengan klub Firasat. Klub ini berisi dengan orang dengan intuisi baik, ada pula yang masih meraba kemampuan mereka, berisi pula aktivitas menguak segala yang berkaitan dengan firasat masing-masing anggota, dan di antara mereka dapat saling bertukar isi pikiran dan perasaan. Untuk gadis seperti Senja, klub ini menjadi tempat terlama yang menahan dirinya. Entah karena Senja yang sendiri masing terkadang bingung mengapa dia memiliki sesuatu yang dinamakan 'firasat', mungkin juga untuk mengasa 'firasat' itu, atau karena pesona Panca - sang ketua klub.
Panca, pria kharismatik yang hidup berpisah dengan kedua orang tuanya yang tinggal di Padang. Pilihannya itu membuat Panca hidup dengan mandiri dengan ditemani isi pikirannya yang menyatakan bahwa alam ini punya bahasa universal yang dahulu saat seseorang lahir, setiap orang pasti memahaminya. Namun, kecenderungan kehidupan yang mengajak manusia lupa atau tidak peka lagi terhadap bahasa yang alam sampaikan. Pada akhirnya pemikiran itu menghantarnya menjadi pemimpin pada kelompok firasat.
Kedekatan Panca dan Senja pada awalnya karena rutinitas pertemuan mereka pada klub itu, meski Senja-lah satu-satunya anggota kelompok yang sedari masuk tak pernah mau berbagi apa yang dipikirkan atau dirasakannya. Senja hidup dengan anggapan bahwa kalau bisa mendengar orang lain, buat apa dia menyampaikan keadaan dirinya.
Perjalanan kasih antara Senja dan Panca cukup terbilang mulus, tidak ada hal sulit yang merintangi alunan asmara mereka. Sampai pada suatu saat, Senja senantiasa mendapat firasat bahwa dirinya akan kehilangan orang didekatnya lagi, tanpa habis pikir, nampaknya ini pertanda bahwa Panca-lah orang itu.
Sambut-menyambut kondisi itu justru semakin bertambah runyam saat Panca mendapat kabar bahwa orang tuanya sakit dan keadaannya parah. Berbagai kesempatan pertemuan mereka, Senja mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan ide Panca untuk menjenguk orang tuanya. Panca dengan tenang menyampaian tentang 'kepasrahan awan' dalam kehidupan awan itu sendiri. Bagaimana siklus berulang yang mesti dilalui sebuah awan.
Nampaknya teori itu tidak serta merta membuat Senja menerimanya tanpa penolakan. Panca tetap pergi dengan meninggalkan sebuah buku kepada Senja. Senja hanya bisa berlinangan air mata ditemani kenangannya dengan Panca, buku dari Panca, dan firasat itu.
Film yang diperankan Asmirandah (Senja) dan Dwi Sasono (Panca) serta Widyawati (Bunda) ini mengalir begitu saja tanpa sempat memberi bekas pada para penonton. Padahal nama-nama yang mengambil bagian pada film ini bukan bintang tanpa kualitas.
Film yang diperankan Asmirandah (Senja) dan Dwi Sasono (Panca) serta Widyawati (Bunda) ini mengalir begitu saja tanpa sempat memberi bekas pada para penonton. Padahal nama-nama yang mengambil bagian pada film ini bukan bintang tanpa kualitas.
***
Ku percaya alam pun berbahasa
Ada makna dibalik semua pertanda
Fisarat ini
Rasa rindukah ataukah tanda bahaya
Aku tak perduli
Ku terus berlari
Cepat pulang cepat kembali
Jangan pergi lagi
Firasatku ingin kau 'tuk
Cepat pulang cepat kembali
Jangan pergi lagi
(Potongan lirik lagu Firasat)
Sumber gambar: jarwadi.me
Hampamu takkan hilang semalam oleh pacar impian
Tetapi kesempatan untukku yang mungkin tak sempurna
Tapi siap untuk diuji
Ku percaya diri cintakulah yang sejati
Karena kau tak lihat terkadang malaikat
Tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya
***
Ini berkisah tentang cinta tulus dari Abang yang diperankan apik oleh aktor kawakan Lukman Sardin. Cerita ini menyampaikan rasa yang lahir murni dari sosok pria dewasa yang sayangnya terkungkung oleh keterbatasan yang dimilikinya. Seorang pria dengan persepsi bawah "seratus adalah titik kesempurnaan dalam hidupnya", hal ini dapat dilihat dari aksi Abang menyusun dos demi dos sabun mandi batang di dalam kamarnya. Bahkan saat sebuah dos itu lenyap, Abang tampak kelabakan mencarinya. Baginya ini bukan hanya "satu" yang dipahami kebanyakan orang, tapi hilangnya "satu" dos itu tampak merusak tatanan "kesempurnaan" yang dipahaminya.
Awal permasalahan muncul saat tokoh Hans - adik Abang, muncul dan mengambil bagian dalam kisah kehidupan Bunda-Abang-Leia. Hans yang secara fisik tampil sempurna nampak dengan mudah menggoda kesendirian gadis impian kakaknya. Leia dan Hans pun pada akhirnya memberi nama perjalanan mereka sebagai perjalan pecinta yang dihiasi dengan kerinduan dan memadu kasih.
Konflik mencuat karena kenyataannya bahwa antara Hans dan Leia telah mendaulat status mereka sebagai sepasang kekasih, ini membuat Bunda mesti segera mengambil keputusan, mengingat kedua putranya (Abang dan Hans) berada dalam satu arah rasa pada seorang wanita. Selayaknya seperti seorang Ibu, Bunda tak ingin salah satu dari buah hatinya terluka. Keputusan untuk membiarkan Hans dan Leia pergi meninggalkan rumah dianggap solusi tunggal bagi masalah hati ini.
Sayangnya kepergian Leia yang mendadak tanpa memberitahukan Abang sontak membuat Abang sedih dan terluka. Bagi Abang, cintanya pada Leia tak hanya berasal dari hati melainkan jiwa dan rasa kasih itu bukan impian atau khayalan tapi berwujud realitas.
Cerita ni mampu menguras air mata penonton dengan permainan emosi yang disetting baik oleh Marcella Zalianty, hal ini secara tidak langsung membuktikan kualitasnya sebagai seorang produser yang nampaknya tidak boleh dipandang sebelah mata. Penonton dibuat tak henti meluapkan emosinya dari satu adegan menuju adegan yang lainnya.
Cerita ni mampu menguras air mata penonton dengan permainan emosi yang disetting baik oleh Marcella Zalianty, hal ini secara tidak langsung membuktikan kualitasnya sebagai seorang produser yang nampaknya tidak boleh dipandang sebelah mata. Penonton dibuat tak henti meluapkan emosinya dari satu adegan menuju adegan yang lainnya.
***
Seratus itu sempurna
Satu itu kamu
Lebih
Lebih sempurna
(Pesan Abang pada secarik kertas yang akhirnya diketahui Leia dengan ditemani linangan air mata)
Untuk anugerahMU yang tiada tara, yaa rabb
Untuk cintaMU yang menghujani hidupku melalui orang-orang di sekitarku
Untuk setiap berkahMU yang datang pada setiap langkahku
Untuk setiap jawaban pada setiap pertanyaan dan pencarianku
Untuk setiap hal yang tidak dapat ku hitung sampai pada usia 26 ini
Alhamdulillah wa syukranlillah....