Masyarakat Adat Pattalasang, Kabupaten Gowa Gambar: Wahyu Chandra

Makassar - Kesadaran masyarakat adat akan hak-hak mereka semakin meningkat. Hal ini didasari dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi No. 35 tahun 2012 tentang Hutan Adat yang menyatakan bahwa hutan adat bukanlah hutan negara.

"Wujud dari kesadaran ini terlihat pada semakin meningkatnya pelatihan perencanaan dan pemetaan partisipatif ke AMAN Sulsel. Bahkan sampai saat ini sudah masuk sekitar 37 permintaan. Ini sebenarnya di luar dari kemampuan kami, " ujar Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sulsel, Sardi Razak, di Makassar (19/11/2013).

Menurut Sardi, perencanaan dan pemetaan partisipatif ini intinya dapat dijadikan basis untuk merencanakan agenda-agenda di masyarakat adat. Juga terhadap proses-proses advokasi. Serta transfomasi pengetahuan dari generasi sebelumnya ke yang muda. Hal terakhir sebagai alat perekat dalam memperjuangkan hak-hak mereka.

Hingga saat ini AMAN Sulsel telah melakukan pemetaan partisipatif lebih dari 10 komunitas, meliputi Enrekang, Sidrap, Wajo, Maros, Gowa, Sinjai, Bulukumba, dan Toraja.

“Toraja sendiri, ke depannya rencana pemetaan akan dilakukan pada 32 lokasi dan 7 di luar dari wilayah itu," tambah Sardi.

Menurut Sardi, meski peran AMAN selama ini lebih ditekankan pada pemetaan wilayah adat, namun dalam implementasinya di lapangan tidak hanya sebatas pembuatan peta fisik saja. Melainkan juga peta sosial, peta budaya, dan lainnya. Pembuatan peta konflik didasari dari klaim batas antara pihak-pihak di luar masyarakat adat.

"Untuk progres kebijakan, pemetaan ini diharapkan mampu untuk mendorong untuk wilayah-wilayah adat yang ada agar masuk ke dalam tata ruang provinsi. Seperti mendorong perencanaan tata ruang untuk masyarakat adat dalam revisi perda kabupaten Gowa. Juga dengan keterlibatan AMAN Sulsel dalam tim untuk proses penyelesaian naskah perda di masyarakat adat Kajang di kabupaten Bulukumba," ungkapnya.

Hingga saat ini AMAN telah berhasil memetakan sekitar 34.000 hektar wilayah adat. Ada potensi akan meningkat sekitar 20.000 hektar lagi dengan adanya proses digitasi yang terjadi.



Tulisan ini juga dimuat pada jurnalcelebes.org

Kelenteng Xian Ma - Makassar Sumber : www.kelenteng.com

Hari yang dinantipun tiba. Setelah sekian lama dijanji akan diajak mengunjungi kelenteng dan vihara oleh seorang kakak dan temannya. Saya seorang muslimah, tetapi saya senang tidak hanya hal yang berkaitan dengan agama saya. Saya dibesarkan dengan keluarga yang cukup heterogen. Baik dari pihak ayah dan ibu, dari keduanya saya menemukan keluarga yang beragama Nasrani. Khusus untuk pihak ibu, saya menemukan beberapa aliran dalam ajaran Islam. Namun, saya tidak mempermasalahkannya. Agama itu sesuatu yang dimiliki tanpa mesti dipaksakan.

Tim Kinerja USAID dan Utusan LAN RI Saat Menemui Kepala Puskesmas Pattingaloang, Makassar Sumber : Pribadi

Makassar - Dalam rangka peningkatan pelayanan petugas kesehatan. Kinerja USAID memilih puskesmas Pattingaloang sebagai salah satu puskesmas dampingan. Hal ini didasari dari karakteristik masyarakat sekitar yang dinilai berbeda.

Puskesmas Pattingaloang merupakan tempat kedua yang dikunjungi tim Kinerja USAID dan utusan Lembaga Administrasi Negara (LAN) pusat. Kunjungan ini berlangsung pada hari Rabu (30/10/2013).

Kepala Puskesmas Pattingaloang, dr. Yuliaty Ponrekum, saat kunjungan berlangsung, menyampaikan, "Dengan adanya pendampingan Kinerja USAID, kami mengalami banyak perkembangan dari banyaknya pelatihan dan pembelajaran yang diberikan. Kami bersyukur karena didampingi dalam menyusun SOP serta visi dan misi yang sesuai standar."



Beliau juga menceritakan hasil survei terhadap puskesmas yang dipimpinnya, "Baru-baru ini kami melakukan survei dan mencatat 31 poin penting. Namun, hanya sekitar 17 poin saja yang bersinergi dengan kinerja puskesmas terkait dengan program peningkatan pelayanan masyarakat."

Sebagai puskesmas yang membawahi 19 posyandu, puskesmas Pattiangloang mempunyai cara tersendiri dalam mengajak pasien atau pengunjung untuk menyampaikan berpartisipasi. Partisipasinya dimaksudkan agar masyarakat mampu menyampaikan tanggapan mereka, terkait dengan kinerja pelayanan petugas. Dimana pasien/pengunjung cukup memilih salah satu warna yang disediakan, untuk mewakili kepuasan atau ketidakpuasan mereka.

"Pada kenyatannya di lapangan, tidak sedikit dari pasien atau pengunjung yang secara langsung menyampaikan keluhannya kepada petugas atau tenaga medis," ujar dr. Yuliaty Ponrekum dalam menyampaikan salah satu tantangan mereka.

"Sayangnya, hasil pengaduan berdasarkan warna ini tidak memberikan gambaran sektor mana yang memiliki pelayanan minim. Kami berencana untuk membuat warna berbeda yang sekiranya dapat wakili pasien dalam mengungkapkan keluhannya pada masing-masing bagian dari puskesmas," paparnya.

Tim Kinerja dan Utusan LAN RI Melakukan Registrasi di Puskesmas Pattingaloang, Makassar Sumber : Pribadi

Pada kesempatan itu, Tim Kinerja USAID Sulsel dalam hal ini, Sitti Rohani mengatakan, "Kami sangat senang dengan respon yang diberikan pihak puskesmas. Puskesmas sekiranya mampu me-follow up perubahan positif yang telah Kinerja lakukan. Kami juga memberi apresiasi kepada puskesmas Pattingaloang yang memiliki kader yang berprestasi."

Hal berbeda diutarakan utusan Lembaga Administrasi Negara (LAN) pusat, Muh. Idris, "Perubahan baik yang telah terjadi di puskesmas kelak dapat dijadikan sebagai unit pembelajaran bagi unit yang lain. Namun, evaluasi dan monitoring terhadap perkembangan yang terjadi juga penting."