Sang Legenda, The Mentor

By Surya R. Labetubun - November 10, 2010

            Inilah dunia kami…, dunia electron dan switch, beauty of the baud.

Kalian menyebut kami penjahat…, karena kami menggunakan layanan yang sudah ada tanpa membayar, padahal layanan itu seharusnya sangat murah jika tidak dikuasai oleh orang-orang rakus.

Kami kalian sebut penjahat…, karena kami gemar menjelajah
Kami kalian sebut penjahat…, karena kami mengejar ilmu pengetahuan
Kami ada tanpa warna kulit, tanpa kebangsaan, tanpa bias agama…, tapi bagi kalian kami penjahat…, sedangkan kalianlah yang membuat bom nuklir, mengobarkan peperangan, membunuh, berbuat curang, berbohong, dan berusaha membuat kami percaya bahwa itu semua demi kebaikan kami

Ya, aku adalah penjahat.
Kejahatanku adalah keingintahuanku
Kejahatanku adalah menilai orang berdasarkan perkataaan dan pikiran mereka, dan bukan berdasarkan penampilan mereka
Kejahatanku adalah menjadi lebih pintar dari kalian, sebuah dosa yang tak akan bisa kalian ampuni

Aku adalah hacker, dan inilah manifestoku
Kau bisa menghentikan satu, tapi kau tak bisa menghentikan semuanya
Bagaimana pun juga, kami semua sama
 (The Mentor, 1986)
               
Loyd Blankership yang terkenal dengan nama The Mentor di dunia underground mencuatkan sebuah risalahnya yang dikenal sebagai Manifesto Hacker, risalah yang berjudul asli  The Conscience of a Hacker dipublikasikan di Phrack, sebuah majalah elektronik yang beredar di kalangan hacker. Manifesto ini pada akhirnya menjadi ideologi para hacker.

Loyd merupakan generasi kedua dari kelompok hacker Legion of Doom (LOD). Kelompok hacker yang berdiri pada tahun 1984, di zamannya kelompok ini sangat getol melakukan aksi menyalin informasi-informasi milik berbagai perusahaan, pengalihan jaringan telepon, dan menyebarkan panduan hacking.

Dunia komputer pertama kali dikenal ketika keluarganya bermigrasi dari Austin ke San Marcos pada awal 1976, saat Loyd masih berada di bangku sekolah dasar. Loyd lebih memilih menghabiskan waktunya di laboratorium komputer yang terdapat di perpustakaan Southwest Texas State University, di sana terdapat banyak komputer generasi awal seperti beberapa Apple II generasi awal, Pet-10s, dan Compu Colors. Hal ini dilakukannya karena Loyd tidak mengenal orang-orang di sekitarnya.

Apple Lie merupakan komputer pertamanya. Dunia hacking mulai disentuhnya setelah mulai bergaul dengan beberapa operator sistem yang mengelolah komputer besar, PDP mainframe yang terdapat di kantor ibunya bekerja.

Game Star Trek yang dimainkannya lewat mainframe merupakan objek hacking pertamanya. Ia mengubah program game yang dibuat denga bahasa Basic itu agar dapat dimainkan di komputer Compu Colors. Namun, objek hacking pertamanya dalam artian’ pembobolan’ adalah ngoprek sebuah guest password sistem komputer. Loyd pensiun menjadi hacker pada tahun 1990, saat dia menjalankan Pheonix Project yang merupakan sebuah bulletin board sistem (BBS) yang sangat tekenal di bidang hacking.

Namun, Loyd masih tetap mendapat pengawasan karena pada tahun itu pula Secret Service (dinas rahasia Amerika Serikat) menggerebek rumahnya. Hal ini berkaitan dengan penggerebekan yang terjadi pada 1 Maret 1990 masih oleh Secret Service di kantor Steve Jackson Games Inc., perusahaan pembuat game tempat bekerja Loyd, penggerebekan ini terjadi dengan tuduhan bahwa Loyd menyimpan dokumen telepon curiannya di sana. Tak ada dokumen yang ditemukan yang pada akhirnya terjadi penyitaan sejumlah komputer milik perusahaan, juga komputer pribadi milik Loyd beserta manuskrip Gurps Cyberpunk, manuskrip yang merupakan source code dari sebuah game yang sedang dikembangkan perusahaan tersebut. Tapi Secrect Service menyebut manuskrip itu sebagai ‘buku pegangan untuk kejahatan komputer’.

Begitu banyak hacker yang bereaksi keras terhadap penggerebakan itu. Belakangan terbukti bahwa penggerebekan itu bersalah karena dianggap sembrono dan tidak adil. Tiga tahun setelah peristiwa penggerebekan itu juri pengadilan memenangkan gugatan Steve Jackson Games Inc., atas Secret ServiceLoyd sekarang menekuni bisnis pengrajin kayu dan juga bekerja freelance sebagai pendesain game dan musisi digital.




*Berbagai sumber

  • Share:

You Might Also Like

0 comments