September Awal, FKM Gelar Diskusi Tentang Perempuan

By Surya R. Labetubun - September 04, 2013

Kesadaran akan arti penting perempuan dalam menjalani kehidupan ini berdampingan dengan pria merupakan hal yang ingin Forum Komunikasi Muslimah (FKM) sebarkan. Perempuan juga merupakan makhluk yang potensial, namun tetap memiliki batasan tertentu, seperi halnya pria. Peran perempuan mulai dari mengandung, melahirkan, menyusui, dan mendidik menjadi hal yang tidak bisa dilalihkan kepada para pria.

Perempuan masa kini selayaknya paham tentang peranan dan fungsinya dalam berkehidupan. Perempuan sejak lahir telah ditakdirkan menjadi istri, ibu, dan perempuan.  Ketiga hal tersebut mesti dijalani perempuan, tidak ada kata memilih dan saling menglimitasi dalam prosesnya. Hal ini merupakan benang merah yang disampaikan Direktur Pondok Pesantren Putri Darul Istiqamah, Maccopa, Suryawati Ningsih sebagai narasumber dalam diskusi FKM pada hari Ahad (1/9/2013) kemarin.

Suryawati Ningsih Selaku Narasumber
Bersama Mauliah Mulkin Yang Bertindak Sebagai Moderator
Sumber Foto : Surya R. Labetubun

Diskusi dengan tema Revitalisasi Peran Muslimah Sebagai Agen Pembentuk Peradaban yang dilaksanakan di hotel La Macca, jalan A. P. Pettarani ini juga dirangkaian dengan acara pelantikan dan rapat kerja pengurus baru FKM periode 2013-2016.

"Perempuan mesti berani menjalankan perannya sebagai ibu, istri, dan perempuan sehingga tujuan sebagai agen pembentuk peradaban dapat tercapai," ujar Ningsih.

Sebagai ibu, perempuan dianugerahkan kemampuan mendidik yang jauh lebih baik dari ayah. Ibu dengan kecerdasan emosional yang matang, maka dapat dengan mudah merangkul anak-anaknya agar dapat berperilaku dengan baik. Di sisi lain, ibu yang mampu berkomunikasi yang baik dengan anak-anaknya, justru mendapat nilai plus dalam mengajak anak mereka belajar atau mengajarkan anaknya tentang sesuatu hal.

Ibu lima anak ini menjelaskan, "Revitalisasi yang dimaksud di sini yakni perempuan yang mampu melaksanakan segala perannya tanpa melakukan limitasi pada peran masing-masing. Jika limitasi terjadi, itu sama saja dengan membatasi ruang gerak dan meminimalisir fungsi dan kinerja perempuan."

Bagi Ningsih, perempuan mesti berani dalam menjalani kehidupan. Perempuan bukanlah diciptakan hanya agar ada pembeda dengan pria, "Kehadiran perempuan adalah ketidaksia-siaan penciptaan tuhan," ujar perempuan yang merupakan salah satu senior FKM.

Baginya, perempuan juga mesti berani meninggalkan dirinya dan mengambil peranan sosial demi dakwah dan perubahan. Namun, ada hal yang ditekankan Ningsih, "Perempuan boleh melakukan apa saja yang baik, asal dia tidak lupa bahwa dia juga adalah ibu bagi anak-anaknya, istri bagi suaminya, dan seorang perempuan."

Ningsih mengakhiri acara diskusi dengan mengajak seluruh peserta dan pengurus FKM untuk kembali merenung dan menyadari hakekat dari penciptaan perempuan. Dia juga menekankan agar perempuan mampu mengoptimalkan segala potensi yang dimilikinya, mengajak perempuan agar bertindak profesional baik dalam berogranisasi maupun dalam hal lain, serta menyebarkan virus-virus perubahan kepada perempuan di luar sana.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments