Aksi Super Hero Robert Downey Jr. Menutup April di Iron Man 3

By Surya R. Labetubun - April 29, 2013

Tony saat mengecek kondisi tubuhnya dalam armor buatannya
dan menemukan dirinya mengalami gangguan kecemasan
Gambar : aceshowbiz.com
Film ini merupakan lanjutan dari sekuel sebelumnya, Iron Man 1 dan 2 produksi Marvel Studios, yang kembali mengisahkan Robert Downey Jr., si mata indah yang masih dipercaya memerankan tokoh Tony Strak/Iron Man meski telah genap berusia 48 tahun, namun pesonanya tidak bisa dipisahkan dari dirinya. Tony Stark dengan Robert Downey Jr., seperti Johnny Deep dengan Jack Sparrow atau Arnold Schwarzenegger dan Terminator, mereka telah ditakdirkan lahir dan memerankannya.

Meski telah berganti tangan dari Jon Favreau ke Share Black, film berdurasi 130 menit ini sesuai dengan judulnya Identity Crisis Epidemic, menceritakan tentang perang psikologis yang dialami Tony Stark, ini terlihat jelas dari dirinya yang semakin sering mengalami kecemasan, kegelisahan, susah tidur, dan parahnya mengalami serangan panik.

Serangan panik (panic attack) dikategorikan dalam gangguan panik yang ditandai dengan serangan anxietas atau terror secara berkala. Selama mengalami serangan panik penderita akan merasakan ketakutan atau ketidak nyamanan yang disertai oleh jantung berdebar lebih cepat, nyeri dada, perasaan tercekik, berkeringat, gemetar, mual, pusing, perasaaan tidak riil, dan takut mati atau takut menjadi gila. Serangan panik dapat terjadi secara spontan atau sebagai respon terhadap situasi tertentu.

Armor buatan Tony dari 'hobi' selama perang psikologinya
Gambar : bursainformasi.com
Pada Tony, serangan panik ini akan terjadi acapkali seseorang menyebutkan kata New York atau black hole, dimana pemicu itu sisa dari perjalanannya saat bertarung di New York dalam serangan Chitauri yang dipimpin Loki, saudara tiri Thor yang ingin menjadi raja di planet Asgard. Pertempuran maha dahsyat itu membuka mata Tony bahwa kekalahan dapat datang kapan saja dan melahirkan rasa takut yang mendalam baginya.

Belum lagi kondisi dimana Iron Man adalah satu-satunya pahlawan yang tidak memiliki kekuatan super, membuatnya senantiasa memperbaiki desain armor-nya agar setara dengan para pahlawan super di The Avengers. Namun, keadaan ini justru tambah menghantui Tony, ‘apakah benar manusia yang menciptakan kostum yang membuatnya kuat atau kostum yang membuat manusia kuat?’

Kegelisahan tak berujung ini sedikit banyak mempengaruhi kehidupan sehari-harinya, terutama tentang hubungannya dengan Gywneth Paltrow yang memerankan tokoh Pepper Potts, kekasih Tony yang juga merupakan pimpinan Tony Production. Perasaan untuk melidungi sesuatu yang sangat berharga baginya, membuat Tony semakin terpuruk.

Yang menjadi pertanyaan besar saya yakni mengapa kata ‘black hole’ mampu menyulutkan gangguan kepanikan bagi Tony, apakah black hole didefiniskan sebagai sebuah tempat yang penuh dengan kekuasaan besar sehingga membuatnya demikian takutnya atau sebagai kekosongan dimana tak ada sesuatu pun yang kita ketahui tentang black hole, termasuk apakah saat kita masuk di dalamnya maka masihkah kita dapat menemukan jalan keluar?

Seperti halnya film super hero pada umumnya, tampak hitam dan putih, antagonis dan protagonis. Film bergenre action, sains-fiksi, dan thriller ini menghadirkan sosok Ben Kingsley, tokoh jahat bernama The Mandarin yang ternyata adalah kaki tangan Guy Pearce yang memerankan Aldirch Killian, seseorang yang tidak dihiraukannya saat malam pergantian tahun di Swiss pada 13 tahun lalu. Rasa putus asa yang lahir dari sikap Tony waktu itu justru menciptakan monster dalam diri Killian.

Berkat bantuan Rebecca Hall, ilmuwan cantik yang juga mantan ‘cinta 1 malam Tony’ bernama Maya Hansen yang menemukan teknik regenerasi cepat sehingga jika seorang manusia mengalami luka (baik sekecil apapun atau yang parah sekalipun) maka akan sembuh dengan sendirinya. Proyek mengerikan ini bernama Extremis, yang sayangnya justru tidak sedikit mengambil korban dalam masa percobaannya. Menjadi pertanyaan yakni apa yang membuat setiap eksperimennya sering menunjukkan kondisi tubuh merah membara seperti bara api dengan suhu tubuh yang tinggi?

Belajar dari tindakan Tony yang akhirnya menciptakan karakter Killian yang jahat, sudah seharusnya kita mampu memberi kesempatan kepada saja yang dianggap berkompeten untuk menunjukkan segala potensi yang dimilikinya dan mengembangkannya, bukan malah berjanji menggandeng tangannya dalam indahnya rencana masa depan, tapi justru menghadiahinya kekecewaan sehingga melahirkan keputusasaan, perasaan tidak dihargai atau dipandang sebelah mata sehingga muncul dari dalam dirinya rasa untu menaklukkan untuk sebuah pengakuan.

Film ini juga masih diwarnai dengan aksi Don Cheadle, si War Machine yang kini berganti nama dengan ‘Iron Patriot’ yang menggunakan armor versi bendera Amerika Serikat yang dalam kisah ini akan turut bertarung bersama Iron Man dalam menghabisi Killian dan pasukannya. Masih setia juga Jon Favreau memerankan tokoh Happy Hogan yang dalam edisi ini mengalami kecelakaan sehingga frekuensi tampilnya mendapat porsi sedikit.

Hal yang berbeda yang dapat ditemui dari film super hero pada umumnya yaitu dimana kekasih para pahlawan super itu hanya stuck dengan sosok lemah dan dilindungi. Kali ini Pepper justru mendapat jatah mengenakan baju zirah Iron Man dalam suatu adegan saat penyerangan terjadi di rumah Tony, Pepper juga memberi ending yang menarik saat duel maut antara Iron Man dan Killian berlangsung.

Penggunaan teknologi CGI dalam pembuatan film kini tengah marak memang, CGI atau computer generated imagery merupakan teknik penerapan teknologi komputer untuk pembuatan efek khusus pada sebuah film, software yang umumnya digunakan dalam penerapan CGI antara lain; Maya, Autodek Softimage, 3ds Max,  Light Wafe, dan Blender

Efek film berkat bantuan dari teknologi CGI merupakan salah satu daya tarik dari film bergenre sci-fi dan ini salah satu alasan mengapa saya menanti film ini, selain karena saya memang jatuh cinta dengan mata Robert Downey Jr., dan tentunya penasaran dengan kelanjutan cerita dari Iron Man 2.

Sayangnya, pilihan Share Black untuk twist story justru menjatuhkan kemewahan yang telah terbentuk saat calon penonton menyimak trailer Iron Man 3. Tokoh The Mandarin yang dicuplikkan sangar, kejam, dan tak berperikemanusiaan itu ternyata hanyalah tokoh ciptaan Killian yang sangat jauh dari image yang dibentuk.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments