AMAN dan SLPP Fasilitasi Kegiatan Atas Inisiatif Masyarakat
By Surya R. Labetubun - November 22, 2013
Peserta Pelatihan Sedang Membuat Peta Secara Berkelompok Gambar: Asmar Exwar |
Malino - Dalam pelatihan ini, selaku Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sulawesi Selatan periode 2013-2018, Sardi Razak menjelaskan, “Pelatihan pemetaan partisipatif ini dilaksanakan karena adanya permintaan layanan (permintaan pelatihan) yang kemudian ditindaklanjuti oleh Aliansi Masyarakat Adat Nusantara provinsi Sulsel dan Simpul Layanan Pemetaan Partisipatif kota Makassar.”
Bermula
dari pelaksanaan lokakarya pada tanggal 7 November 2013 di desa Tonasa.
Yang akhirnya merekomendasikan agar dilaksanakan pelatihan pemetaan
partisipatif pada tanggal 8 – 10 November 2013. Meski demikian, Sardi
Razak menyampaikan betapa besarnya antusias masyarakat. Sehingga pada
kenyataannya kegiatan hanya berlangsung 2 hari saja.
“Acara
ini melibatkan seluruh dusun yang berada di desa Tonasa. Jumlahnya ada 7
dusun. Setiap dusun mengirimkan 3 orang utusannya untuk mengikuti
pelatihan ini. Namun, masyarakat luas tetap dapat berpartisipasi pada
saat pelaksanaan survei nanti,” ujar Sardi
Proses
pemetaan sendiri telah berlangsung sejak bulan lalu. Tahapan persiapan
sosial merupakan tahapan pertama yang dilakukan. Selanjutnya, tahapan
sosialiasi dengan melibatkan para pemangku adat, pemangku desa,
pemerintah desa, dan masyarakat.
Pasca
pelatihan pemetaan, para almuni akan melakukan survei wilayah di
dusunnya masing-masing. Survei ini meliputi batas luar, batas kelolah
rakyat, pola penggunaan lahan, pola pemanfaatan lahan, dan titik lain
seperti perumahan, jalan, sungai, dan titik bersejarah. Selanjutnya peta
akan digambar dan diklarifikasi sebelum nantinya akan disahkan dan
diserahkan kepada masyarakat.
Sardi
berharap kerja sama dari masyarakat, “Dalam pemetaan partisipatif
ini, dimulai dari sosialisasi ide sampai pada tahapan penggunaan peta.
Kami mengharapkan adanya peran aktif dari masyarakat. Masyarakatlah yang
merencanakan, melakukan pemetaan, dan nantinya memanfaatkannya.”
Pelaksanaan
pemetaan bukan tanpa kendala, Sardi menjelaskan bahwa kondisi
cuaca dan kesibukan masyarakat terkait masalah domestik dinilai sebagai
kendala tersendiri. Hal inilah yang mengakibatkan progres pemetaan bisa
beragam pada setiap daerah.
“Namun, melihat antusias masyarakat yang besar, saya yakin pemetaan tidak akan berlangsung lama,” ujarnya.
Sesuai
kesepakatan dari hasil pelatihan, survei batas akan berlangsung selama 2
minggu. Maka, pada tanggal 25 November diharapkan survei batas telah
selesai. Selanjutnya pada tanggal 27 November peta sudah mulai digambar
dan pertengahan Desember sudah dapat dilaksanakan lokakarya.
Tulisan ini juga dimuat pada readersblog.mongabay.co.id
Tulisan ini juga dimuat pada readersblog.mongabay.co.id
0 comments