Wisata Religi 1 : Bersua Dewa-Dewi Di Jalan Sulawesi

By Surya R. Labetubun - November 20, 2013

Kelenteng Xian Ma - Makassar
Sumber : www.kelenteng.com
Hari yang dinantipun tiba. Setelah sekian lama dijanji akan diajak mengunjungi kelenteng dan vihara oleh seorang kakak dan temannya. Saya seorang muslimah, tetapi saya senang tidak hanya hal yang berkaitan dengan agama saya. Saya dibesarkan dengan keluarga yang cukup heterogen. Baik dari pihak ayah dan ibu, dari keduanya saya menemukan keluarga yang beragama Nasrani. Khusus untuk pihak ibu, saya menemukan beberapa aliran dalam ajaran Islam. Namun, saya tidak mempermasalahkannya. Agama itu sesuatu yang dimiliki tanpa mesti dipaksakan.
 


Di Depan Kelenteng Xian Ma

Kesenangan saya mengunjungi tempat baru, juga dengan adengan "take a pict" merupakan motivasi terbesar untuk sekedar mengunjungi sebuah tempat. Bagi saya, sebuah tempat baru berarti sebuah cerita baru. Dari situ pun saya akan menemukan hal baru. Bukankah itu menyenangkan?

Siang yang cerah untuk jalan-jalan itu pun akhirnya datang. Kali ini saya akan berjalan-jalan bersama 2 orang sahabat perempuan, yang bagi saya sudah seperti saudara. Mereka bernama Dian dan Risma. Juga bersama seorang sahabat pria, yang juga sudah saya mandat menjadi kakak saya. Namanya Wahyudi. Beserta seorang teman ngajar kakak, bernama Ardy.



Di Depan Raja Langit Dari Empat Penjuru Arah Angin, Lantai Pertama

Perjalanan yang dijadwalkan dimulai sepagi mungkin itu tidak terlaksana. Hujan gerimis menunda pertemuan kami. Namun, itu tidak menyulutkan semangat kami untuk berkeliling. Akhirnya, setelah adegan saling menanti di sebuah titik terpenuhi. Kami pun berangkat. Tujuan pertama kami adalah kelenteng Xian Ma.

Seperti pada umumnya, kelenteng adalah tempat beribadah ummat Buddha. Kelenteng Xian Ma sendiri berada di jalan Sulawesi No. 112, tepat di tengah kawasan pecinan yang multi etnis, China Town, Makassar. Rumah ibadah ini telah ada sejak tahun 1864 ini sangat menonjolkan tampilan arsitektur Tionghoa yang megah. Ini dapat dilihat dari sembilan tiang peyangga gedung berwarna merah yang kokoh. Terdapat pual dua menara lampu pencerahan yang berada di depan altar para dewa-dewi dan sang Buddha.

Tempat Pemujaan Dewa Macan, Lantai Kedua
 Saat pengunjung memasuki kelenteng, maka pengunjung atau orang yang akan beribadah langsung akan disambut dengan Parung Namo Maitreya dan empat patung raja langit dari empat penjuru mata angin. Masing-masing Raja Langit Timur Dhritarastra (Dong Fang Chi Guo Tian Wang), Raja Langit Selatan Vidradhaka (Nan Feng Zeng Zhang Tian Wang), Raja Langit Barat Virapaksa (Xi Fang Guang Mu Tian Wang), dan Raja Langit Utara Vaisramana (Bei Fang Duo Weng Tian Wang).

Di Depan Pintu Masuk Balairung Tai Sui, Lantai Kedua

Kelenteng yang dikenal juga dengan nama Istana Naga Sakti ini dipenuhi dengan dekorasi yang indah dan ratusan patung dewa dan dewi. Bahkan pada sisi tangga, pengunjung akan menemukan ornamen yang mengisahkan perjalanan sang Buddha. Keindahan dan banyaknya kandungan nilai religi yang dapat diperoleh dari kunjungan ke kelenteng Xian Ma pada akhirnya menjadikan rumah ibadah ini sebagai salah satu wisata religi yang terbuka untuk umum.

Saat Koko Ardy Memberi Penjelasan Seputar Kelenteng Xian Ma

Tidak hanya itu. Keistimewaan kelenteng ini dapat dilihat dari berbedanya dewa dan dewi yang dipuja pada setiap lantai. Pada lantai dasar, kita akan menemukan dewi Xian Ma, Tabib Sakti, Bao Sheng Dadi, dewa Kekayaan, Lima Penjuru, dan dewa Bumi Sakti.

Depan Balairung Tai Sui
Lanjut ke lantai selanjutnya. Di lantai kedua, pada bagian depan, pengunjung akan menemukan tempat pemujaan dewa Macan.  Ketika masuk ke dalam, pengunjung akan menemukan balairung Tai Sui yang memukau. Di dalam balairung Tai Sui berisi enam puluh  dewa Tai Sui yang dipercaya membawa keberuntungan. Juga terdapat pohon keberuntungan dan tempat untuk menempelkan kertas nama.

Berada Di Tengah Ukiran Dari Perjalanan dan Kisah Hidup Sang Buddha
 Ardy menjelaskan, "Di tempat ini, banyak yang melakukan ritual untuk menolak sial. Adapun banyaknya dewa yang ada di sini karena semuanya telah melakukan perjalanannya. Menurut kepercayaan kami, dewa atau pun dewi itu berasal dari manusia yang melakukan perjalanan dan melakukan perbuatan baik."

Di Balairung Triratna, Lantai Kelima
 "Perjalanan ini dimulai dari dunia manusia menuju ke perjalanan selanjutnya. Perjalanan ini membuat kita meninggalkan sifat hewaniah," jelasnya lagi.

Patung Namo Maitreya (Mi Le) Tepat Di Gerbang Masuk
Menuju lantai ketiga. pengunjung atau ummat Buddha akan menemukan balairung Budha yang juga terdapat patung dewa Kwan Kong dan Dewi Pengasih Anak. Sedangkan pada lantai empat dan di lima, terdapat kantor dan balairung Triratna.


#Foto diambil oleh Wahyudi.
#Referensi tentang kelenteng Xian Ma: http://yinnihuaren.blogspot.com/2012/10/eksotisme-kelenteng-xian-ma.html

  • Share:

You Might Also Like

0 comments